Sabtu, 09 Mei 2020

Pengantar Dari PENULIS


(draft Buku "BERTANI DAN BERDAGANG SECARA ISLAMI".  Seri Buku “Sosial Ekonomi Pertanian Islam. Draft I – April 2020. Oleh: SYAHYUTI)


Niat menulis buku ini sederhana. Setiap keliling desa, dalam tugas sebagai peneliti Sosiologi Pertanian, rasanya akan sangat indah andaikan bisa berbagi oleh-oleh buku ini. Mereka petani bertani setiap hari, membenamkan kaki ketika lumpur di sawah masih dingin, lalu pulang ketika ayam-ayam sudah kembali ke kandangnya. Mereka menanam, menyiang, memelihara, membersihkan rumput, dan seterusnya: namun mereka sepertinya belum dipandu sesuai pedoman Islam, utamanya  dalam bermuamalah. Apakah yang sudah dilakukan petani ini sudah benar? Sudahkah sesuai Islam? Apakah bertani dan bermuamalah seputar bertani ini diridhoi Allah SWT?
Dengan membaca buku ini Saya ingin mereka akan bangga jadi petani. Bahwa betapa mereka adalah penghasil pangan masyarakat. Mereka berada di bagian dasar siklus kehidupan ini. Mereka menumbuhkan sebutir biji padi menjadi beribu dan berjuta. Petani menanam benih, menghidupkan dunia, memberi nafas semesta.
Saya bekerja sebagai peneliti bidang Sosiologi Pertanian di Kementerian Pertanian sudah hampir 30 tahun. Saya mempelajari pertanian, dan Saya Islam. Maka, sejak lama Saya ingin menghubungkan keduanya: “pertanian yang Islami”. Karena bidang saya ilmu sosial, maka isinya lebih banyak pada aspek-aspek sosial budaya seputar bertani, bukan bertani itu sendiri dalam arti teknologi budidaya, meskipun sedikit banyak disinggung pula bagaimana praktek bertani yang Islami.
Buku ini, sebagaimana buku Saya sebelumnya “Tangan-Tangan yang Dicium Rasul”, selalu membuat saya ragu. Apakah saya telah benar dan tepat memahami Islam. Saya menulis ajaran-ajaran Islam, mengutip ayat dan hadits, yang saya sendiri tidak pernah yakin apakah Saya telah benar. Kenapa? Karena saya tidak pernah belajar Islam secara formal. Belum pernah nyantri. Maka itu, para Pembaca mohon untuk bijak untuk melihat buku ini sebagai “pemancing” saja. Setelah membaca buku ini, Saya harap Bapa Ibu pembaca akan tertarik untuk lalu mempelajari secara lebih jauh tentang perihal bertani dan Islam ini. Karena “gemes” pada kesederhaan buku ini, maka Bapa Ibu tentu akan membuat yang lebih baik.
Karena saya bukan Ustadz, maka mohon maaf, buku ini tidak memberikan kupasan yang dalam dan memuaskan. Ini hanya buku pengantar saja yang disusun secara praktis dengan bahasa populer, sehingga diharapkan pembaca dapat dengan mudah membacanya.
Judulnya “Bertani dan Berdagang secara Islami”, karena bertani juga akan menjualkan hasil panennya. Setiap petani akan berdagang pula. Sementara, pedagang yang Saya maksud disini adalah yang masih terbatas di bidang pertanian. Pedagang kecil-kecilan. Yakni perdagangan yang berlangsung setiap hari di desa-desa dan kota-kota kecamatan mungkin. Maka, penulisannya menjadi “petani-pedagang”. Yakni: petani yang pedagang, atau pedagang yang masih sebatas pada komoditas pertanian.
Tadinya Saya bermaksud melabeli ini sebagai “Seri Islam for All”, terus berubah menjadi “Islam for Life”, lalu menjadi “Seri Buku Sosial Ekonomi Pertanian Islam”. Ya, Saya kerja sebagai peneliti sosial ekonomi pertanian udah lebih 25 tahun, dan muslim (insyaAllah), merasa tertantang untuk mewujudkan kira-kira seperti apa jadinya SOSIAL EKONOMI PERTANIAN ISLAM.
Kita sudah akrab dengan Ilmu Ekonomi, Ekonomi Pertanian, dan Ekonomi Islam. Tapi di jagad google belum ketemu frasa "Islamic Agricultural- Socioeconomics", "Islamic Food Economy", "Islamic land reform" dan seterusnya. Menunggu-nunggu orang pintar membuat ini ga ada-ada juga, ..... hehe. Nanya kesana-sini ga ada yang respon. Kata orang: "jika kita mencari sesuatu buku namun belum ada, maka tulislah!".

Mengapa “Islam for life”? Begitu semaraknya dakwah di berbagai media dengan berbagai metode, terlihat memberi kesan bahwa beragama adalah agar kita lulus nanti di yaumil hisab pada hari perhitungan di akhirat. “Islam for akhirat”. Nah dari buku ini Saya ingin menyampaikan sisi-sisi lain yakni Islam adalah pedoman untuk selamat dan sukses hidup di dunia. Ber-Islam untuk hidup sehari-hari. Hidup di dunia dijalankan secara syari’I, agar ke akhirat lancar. Begitu kira-kira.
Sebenarnya keinginan dan pengumpulan bahannya sudah berlangsung ga kurang 10 tahun terakhir, namun baru bisa menjadi draft yang lumayan lengkap ini setelah diwajibkan kerja di rumah (work from home), duduk depan komputer belasan jam sehari, demi pengendalian wabah virus COVID-19 semenjak pertengahan Maret 2020.
Demikian. Wallahu a’lam. Semoga bermanfaat dan menjadi amal saleh untuk kita semua, …. aamiin.

Bogor April 2020
SYAHYUTI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar